Asia Tenggara adalah salah satu kawasan yang memiliki jenis keanekaragaman hayati yang beragam. Hal ini tidak terlepas dari alam yang menciptakan hutan hujan tropis dan pesisir pantai yang terbentang luas. Tidak heran, beberapa negara Asia Tenggara sangat mengandalkan pertanian hasil alam, salah satunya hutan tanaman industri. Hutan tanaman industri adalah kawasan hutan yang ditanam dan dikelola dengan tujuan untuk menghasilkan hasil hutan, seperti kayu, pulp, dan kertas. Ada beragam manfaat yang dapat dihasilkan dari produksi hutan tanaman industri bagi negara-negara Asia Tenggara antara lain:
Peningkatan kesempatan kerja di sektor kehutanan
Berkembangnya industri yang memanfaatkan sumber daya alam yang terbarukan
Tersedianya bahan baku industri dalam negeri
Terciptanya pendapatan ekspor
Promosi praktik pengelolaan hutan lestari
Namun, tahukah kamu bahwa proses penanaman hutan tanaman industri sangat panjang dan cukup kompleks. Hal ini tentu saja menyebabkan pelaku agribisnis tidak dapat memanen setiap saat.
Pembuatan hutan tanaman industri dapat dilakukan di area mineral (dry) dan rawa (wetland). Secara umum, gambaran pembuatan hutan tanaman industri kedua area tersebut sama, yang membedakan adalah jenis tanamannya. Proses penanaman hutan tanaman industri dimulai dari perencanaan awal sampai penanaman. Secara rinci bisa digambarkan seperti berikut:
Dalam proses ini, agribisnis melakukan pemetaan untuk pembukaan jalan dan membagikan petak tebang. Sampai akhirnya area tersebut ditandai dengan penandaan kawasan lindung.
Setelah pemetaan selesai dibuat, proses selanjutnya adalah pembersihan lahan dari gulma. Dalam tahapan ini, sisa pohon juga ditebang dengan sistem yang telah ditentukan. Kayu dari pohon yang sudah ditebang juga dibersihkan dari ranting dan cabang.
Agar mempermudah pengangkutan, kayu dipotong untuk beberapa bagian dengan panjang tertentu yang sudah ditetapkan. Lalu, kayu akan ditumpuk secara manual atau dibantu dengan alat dan selanjutnya akan dibawa oleh alat.
Benih tanaman tidak bisa langsung ditanam. Biasanya akan dikembangkan dahulu di area nursery (area pembibitan). Apabila pertumbuhan tanaman bagus maka bisa dipindahkan ke area yang sudah disiapkan.
Setelah tanaman berhasil di kembang biakan pada nursery area, tanaman akan diangkut dan ditanam di kawasan yang sudah disiapkan. Kemudian akan dipantau kembali apakah tanaman bisa bertahan atau tidak.
Teknologi di era industri 4.0 ini sangat diperlukan mengoptimalkan proses penanaman hutan industri dan reboisasi. Salah satu teknologi yang saat ini Avirtech kenalkan untuk menunjang proses ini adalah drone penembak benih. Drone ini berpotensi mempercepat proses penghijauan dan hutan tanaman industri. Dengan menanam benih dengan akurasi yang tepat, drone ini dapat membantu memastikan bahwa pohon ditempatkan dengan benar dan memiliki peluang terbaik untuk tumbuh. Selain itu, penembak benih presisi dapat digunakan untuk menanam pohon di daerah yang sulit dijangkau, seperti lereng curam atau lokasi terpencil. Hal ini penting untuk menciptakan hutan baru di area yang paling banyak ditemukan. Disisi lain, dengan bekerja dengan cepat dan efisien, drone ini dapat membantu mengurangi biaya reboisasi dan hutan tanaman industri secara keseluruhan.
Ini adalah contoh drone untuk mengoptimalkan proses penanaman hutan tanaman industri yang dikembangkan oleh tim Avirtech. Drone ini mampu bekerja delapan kali lebih cepat dibanding dengan proses penanaman manual. Drone bisa membawa benih tanaman yang sudah dibalut dengan komposit dan penyubur yang nantinya ditembakan ke dalam tanah. Drone akan mengikuti pola tanah yang sudah diprogram sebelumnya, sehingga tidak perlu lagi membuat patok manual sebagai tanda tumbuhan akan ditanam. Secara singkat, proses penanaman hutan tanaman industri dengan drone dapat dilakukan sebagai berikut:
Perencanaan awal
Pembersihan kawasan
Pemotongan dan penumpukan
Membuat program untuk pola penanaman benih
Benih dibalut dengan komposit dan penyubur dan ditembakan ke tanah
Jadi, bagaimana menurut mu, apakah teknologi digital ini dapat mempersingkat proses penanaman hutan tanaman industri?